Tentang Penulis

Catatan

Bisnis

Beberapa bulan lalu ada yang menyampaikan salah satu pesan protes pertanyaan salah satu direktur yang gue tinggalin resign, “katanya lu mau kuliah S2 penilai, appraisal, tapi nyatanya lu malah kerja lagi di tempat baru!”

Waktu itu gue cuma bisa ketawa,
“Hahahahaha…” sebuah jawaban tawa untuk mentertawakan diri. Bener juga sih ya, cita-cita kuliah master tenggelam lagi.

Padahal dulu ya, waktu gue resign hampir 3 tahun lalu, Juli 2019, gue bilangnya mau kuliah lagi. Ya, gue akui, permasalahan terbesar diri gua susah fokus terhadap cita-cita. Ikut sini ikut sana, nyoba sini nyoba sana. Gak enakan gue orangnya, kayak gak punya pendirian.

Bukannya kuliah, di Januari 2021 gue malah pindah kerja lagi. Kalau ditanya ingin kuliah lagi? Ya pengen. Makannya di awal 2021 bersamaan gue di kantor baru, gue seriusin dengan join program naik level Bahasa Inggris. Ya gue masih memiliki hasrat dapat beasiswa dan kuliah di Australia, Eropa atau Asia Timur.

Bagaimana dengan karir? Gue dah pernah melalui berbagai jenis jenjang karir mulai dari freelance, outsource, kontrak, staf, officer, asmen, manager sampai head of division.

Bagaimana dengan keinginan jadi Direksi? Gak, gak ada niatan ke sana. Jabatan tsb bukan jenjang karir. Alhamdulillah apa yang ada sekarang gue syukuri tentunya. Kayak kmrn-kmrn karir ngalir aja, diangkat terima kasih, gak diangkat juga yg penting fokus peningkatan kapasitas diri gue aja, ikut lomba, ikut training dan ikut komunitas.

Tapi ada yang cukup menganggu pikiran, hati dan perasaan sih. Di tengah covid-19 kayak gini, ada satu dua tiga orang bahkan lebih, ngeWA, ngejapri, dm, ya tanya ada lowongan pekerjaan nggak? Sebuah pertanyaan yang gak bisa gue jawab dengan lugas. Mostly, jawaban gue diplomatis.

Mungkin mereka kira gue mudah sekali pindah sini dan sana. Padahal ya nggak juga, kan mereka ga tahu aplikasi lamaran gua kemana aja. Tapi anyway, satu dua orang gue coba teruskan lamaran mereka ke temen2 yg gue kenal dan lagi butuh karyawan, siapa tahu ada yang nyangkut.

Banyak juga yang gak bisa gue follow-up, ya karena gue masih sebagai pegawai bukan owner. Hahaha… nah dari situ gue mikir ya, gila ya para pengusaha-pengusaha itu, mereka para owner yang pasti hidupnya bermanfaat banget. Karena ada banyak kepala dan keluarga yang menggantungkan hidup kepadanya.

Disitulah gue berpikir. Apa gue perlu melanjutkan karir dan apakah masih perlu gue kuliah lagi? Atau gue harus naik level dengan memulai usaha kecil-kecilan, kalau usahanya membesar, gue bisa ngajak banyak orang untuk kerja bersama?


My feeling, gue merasa ada sedikit bakat berwirausaha. Pernah jualan ikan, jualan es mambo, jual layangan hasil ngejar2 waktu kecil. Saat kuliah pernah gue buat kelas pelatihan menulis dan business plan. Gue yang nyebar pamflet, nempel-nempel ke kampus-kampus, ikut pengajian cuman niat nyebar pamplet aja, dan gilanya gue juga yang sebagai EO dan pembicara. Semua gue rangkap. Kalau gak percaya baca berita ini, ini EO punya gue. Klik aja linknya 😂

Baru-baru ini meski jadi pegawai juga pernah ikut2 bazar jualan jilbab, sampe yang terbaru jualan salad rumahan. Gue bagian marketing, istri gue produksi. Tapi ya gtu, berenti di tengah-tengah, padahal kulkas buat nyimpen salad segede gaban dan gak sebanding ama ukuran dapur. Hahaha

Kemarin juga sempet juga nyoba jadi investor aja, invest kecil-kecilan buat bisnis ama temen, tapi gue gak sabar, akhirnya bubar jalan.

Satu hal memang, apapun yang kita lakukan kalau gak fokus, rangkap sini sana, sampingan sini sana, hasilnya gak akan dan gak akan pernah optimal sih, apalagi bisnis. Alhasil ya bisnis yg gue jalanin ya gak berkembang, bahkan game over, karena coba-coba.

Padahal rumus bisnis gue lumayan paham, soalnya biasa bikin business plan buat bisnis orang lain, lumayan ngerti buat proyeksi laba rugi sampai laporan keuangan kecil2an.

Tetapi yang gue belum lulus adalah eksekusi dan masalah terbesar adalah mengeksekusi dengan fokus dalam berbisnis dengan penuh waktu alias full time not part time.

Padahal gue pengen banget punya usaha, yang bisa mempekerjakan satu atau dua orang, yang dari situ setidaknya bisa menghidupi gue dan keluarga mereka.

Tapi ternyata gue belum bisa guys. Meskipun gue paham, sebaik-baiknya orang adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain. Dan menjadi wirausaha punya bisnis meski kecil-kecilan, adalah salah satu yang paling bermanfaat.

So, maaf ya teman-teman kalau yang nanya lowongan pekerjaan ke gue, gue belum bisa banyak bantu.. huhuhu.. so sad.. maapkeun..[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *