Tentang Penulis

Catatan

Ibu

30 Januari 2023. Hari itu adalah hari keluarga besar ibu gw kumpul lagi di acara nikahan salah satu cicit. Momen itu yang buat ibu gw antara bahagia dan haru. Rasanya emang ga lengkap, karena ada 1 paman dan 1 uak yang sudah mendahului kita semua. Harusnya kalau lengkap 8 bersaudara, kemarin hanya 6 meskipun anak-anak dan cucu mereka juga hadir.

Setelah semua bubaran dan kembali ke ke rumah masing2. Ibu gw kirim pesan di grup keluarga kecil parbing family untuk gw, kakak dan adek gw. Kalimatnya, “Untuk anak2 ibu, terima kasih yaa atas kebersamaannya, semoga diteruskan silaturahmi, saling memberi, saling membantu yaa, kelak kalau ibu dah gak ada juga.”

Jadi hari itu, kita patungan. Kalau ada acara keluarga besar ibu gw selalu minta anak-anaknya aktif partisipasi. Dari uang yang terkumpul, ibu masukin tuh diamplop, dipisah dan ditulis nama-nama calon penerimanya. Bukan cuman buat penyelenggara acara, biasanya amplop itu juga ibu kasih buat kakak-kakaknya dan beberapa orang berjasa lainnya. Ga besar sih, cuma 200k per orang, ada yang 100k, juga 50k.

Ya ibu dan kita2 gak sekaya Raffi Ahmad, yang sekali ngasih orang 50 juta. Hahaha.. tapi at least, ibu gw mau ngajarin ke anak-anaknya itu jangan lupa sama saudara. Ya bukan cuman momen hari itu aja, dah sering, jadi udah jadi kayak semacam tradisi.

Padahal kalau dipikir-pikir, beberapa yg dikasih ama ibu gw keluarga dan anak-anaknya lebih kaya. Tapi emang bukan diliat dari nominal sih ya. Sering itu ibu cuman ngasih sarung kalau mau lebaran atau balsem Tjing Tjau yang warna kuning ke kakak kakaknya.

Gw kemarin iseng juga liat laman facebook ibu gw yg dah lama ga aktif. Banyak juga murid-muridnya yang ngucapin selamat HBD kalau ibu gw ulang tahun. Atau sekedar kirim pesan ke wall kalau mereka kangen ama ibu gw. Maklum, ibu gw adalah pensiunan guru seni yang dulu mengajar mereka. Mungkin bukan sekedar mengajar, tetapi mendidik dan mungkin menjadi salah satu guru kesayangan juga.

Bukan cuman itu. Ke tetangga, menurut gw ya Ibu gw juga baik sih. Gw sebagai anak mencoba mengamati apa yang dilakukan ibu gw. Di halaman rumah, ada pohon rambutan macan yang seringkali berbuah di musimnya. Ibu gw suka bagi-bagi, sampai buat daftar di kertas nama tetangga-tetangga yang mau dibagi.

Kalau abis pulang kampung juga gtu, suka bagi-bagi tetangga-tetangga, sedikit simping, rengginang, manisan pala dan makanan ringan lainnya. Gw juga seringkali diminta bawa untuk tetangga atau temen kantor gw, meskipun seringkali gw tolak ya, karena gw masih gengsi masa rambutan dan makanan begitu yg gw bawa. Dalam otak gw, oleh-oleh itu harus yang berkelas. Salah sih gw. Gw belum bisa. Hiks.

Tapi gw sdh mulai belajar untuk terus berbuat baik ama orang. Ibu gw dah memulainya lama, bahkan meskipun sdh pensiun lama, ibu gw menjadi inisiator koperasi simpan pinjam di level RT, dan masih jadi ketua, masih ngetik ngetik laporan, mencatat pemasukan pengeluaran. Dengan adanya koperasi kecil2an tsb, ya tetangga-tetangga merasa terbantu. Maklum, ibu gw tinggal dilingkungan bukan perumahan atau cluster elite. Kebayanglah ya, akses mereka untuk meminjam kepada perbankan pasti tidak mudah.

Ibu gw role model gw dalam belajar makna kehidupan untuk tidak melupakan saudara dan tetangga. Kalau mereka baik, kebaikan kita harus 2x lebih besar. Ibu gw dah berwasiat, untuk terus saling memberi, saling membantu, menjaga silaturahmi dan terus berbuat baik.

Ibu juga orang yang takut anak-anaknya mencari rezeki dengan cara yang tidak baik. Insya Allah Bu, terus doakan, setiap rupiah yang kami kirimkan, adalah hasil keringat kami dari hasil pekerjaan yang amanah, bukan dari menipu apalagi korupsi.

Semoga Ibu selalu diberikan kesehatan untuk senantiasa menjadi contoh dan pengingat kami anak-anak Ibu, kalaupun nanti kita berpisah, Insya Allah Ibu akan ditempatkan di tempat terbaik. Aamiin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *