Leader
“Eh coba deh lu cari lagi, dari beban manajemen ada lagi gak yang bisa dikurangin?” Ceritanya kita sedang berusaha menurunkan beban operasional Perusahaan supaya bisa tetap bertahan ketika pendapatan menurun dan Perusahaan sedang merugi.
Rugi itu kalau total biaya lebih besar dibanding total pendapatan. Lebih besar pasak daripada tiang kalau kata pribahasa, lebih besar pengeluaran dibanding pendapatan.
Tapi selama kita masih ada duit banyak (cash), walau rugi masih bisa lah bernafas rada panjang dengan nombokin. Ada yg nombokin atau dengan cara minjem duit dulu ke orang, ada yg jual asetnya, ada yang minta duit ke orang tuanya.
Tapi sebelum nombok kan biasanya ntuk bertahan lebih lama meski dalam kondisi rugi dan rugi adalah salah satu cara ya dengan mengurangi biaya-biaya termasuk biaya operasional untuk hemat-hemat duit yang ada, apalagi di tengah pandemi seperti skrg dimana cari kerja susah dan pendapatan menurun.
So, pertanyaan di atas itu menjadi menarik sebab yang bertanya adalah anggota board alias perwakilan manajemen. Rada bertolak belakang, yang selama ini pengalaman2 gue, gak banyak orang yang berani untuk menyentuh bagian manajemen ketika bicara penghematan/efisiensi beban operasional.
Gue coba tindaklanjuti dong, karena gue very excited. Gue tanya kan ya, dan dijawab oleh bagian yang mengurusi beban personil, bahwa sudah ada penyesuaian bagi manajemen di saat pandemi seperti saat ini, singkatnya tidak hanya karyawan.
Dan gue pun bahagia, di lain kesempatan, sejak awal November 2021 bahkan manajemen juga justru yang paling semangat memperkecil ruangan kerjanya turun berkali kali lebarnya. Dampak dari hemat ruangan itu sangat besar. Tidak sekedar hemat dalam nominal rupiah, tapi ada pesan psikologis ke seluruh kami-kami yang karyawan ini, bahwa manajemen membersamai karyawan dalam segala kondisi, dan manajemen telah memulai dari dirinya sendiri.
Buat gue, ini adalah sebuah fenomena unik yang selama ini gue menganggap jajaran manajemen itu tak tersentuh yang namanya istilah penghematan. Fenomena yang gue harus syukuri untuk terus belajar buat bekal gue dikemudian hari. Buat gue sekarang, leading by example adalah salah satu hal utama yang penting dalam organisasi dan teori paling tinggi terkait leadership.
Leading by example itu nyontohin, walk the talk, yg artinya konsisten antara yang dijalankan dengan yang diucapkan. Mungkin, kalau istilah Ki Hajar Dewantara itu Ing Ngarsa Sung Tulodha, di depan harus kasih teladan, dan sebagai follower, I will follow all the leaders who give me some good examples.