Porter
“Assalamualaikum Wr Wb. Maaf bapak sebelumnya saya mengucapkan terima kasih. Malam ini saya sangat-sangat bahagia bisa bawa pulang rejeki lebih dari biasanya. Semoga pemberian rejeki dari bapak bisa bermanfaat bagi keluarga.
Semoga Bapak dan keluarga diberi kesehatan, umur panjang dan banyak rejeki. Dan dalam lindungan Allah SWT. Mohon maaf kalau saya mengucapkan dengan goresan tulisan.”
Minggu, 26 Juni 2022, sekitar jam 11 malam gue dapat titipan tulisan dari seorang porter Stasiun Tawang Semarang. Bapaknya No. 17, tapi gue gak tanya siapa nama bapaknya itu. Dan bapak itu juga gak menuliskan namanya di surat yang dia kasih ke gua.
Sebenernya gue speechless, seumur hidup gue baru ngerasain dapat surat dari seorang porter. Tulisan dia begitu rapih, lebih rapih dari tulisan tangan gue. Dan seperti kebiasaan gue, ada yang sangat berkesan di hidup gue, gue taro di dompet gue sebagai bentuk kenangan.
Ceritanya begini, malam itu gue dan keluarga bawa banyak barang karena kurang lebih 2 malam 3 hari di Semarang dan kami ingin kembali ke Jakarta naik kereta. Pas gue sampai di pintu kedatangan stasiun, Gue minta bantuan ke Bapaknya untuk bawain barang kami sampai masuk ke ruang tunggu. Bapaknya nyari trolley, kebayangkan banyaknya bawaan kami.
Singkat kisah, pas kami jalan bersama bapaknya dg trolley yang didorongnya, bapaknya ngasih tahu ke saya, kalau dia yang juga bantu kami bawain barang waktu kami baru tiba di stasiun yang sama, stasiun Tawang Semarang, Jumat, 24 Juni 2022, sekitar jam 1 siang.
Gue aja gak inget, bapaknya malah ingat. Dia berkata, “mas terima kasih ya, waktu Mas kasih lebih hari Jumat itu, saya kasih anak saya juga untuk jajannya dia. Dia senang banget. Terima kasih banyak ya Mas.” Ketika dia bilang terima kasih, rasanya ada dorongan ngasih lebih lagi ke Bapaknya untuk jasa dia malam itu.
Sekitar 30 menit sblm keberangkatan kami sudah mendapatkan tempat duduk di ruang tunggu. Barang-barang kami tersusun rapih di trolley. Karena masih cukup lama sampai kereta akan tiba, bapak porter tersebut pamit untuk mencari konsumen lain, dia janji akan kembali jam 5 menit sebelum keberangkatan.
Daripada lupa dan takut bapaknya ga balik lagu, gw juga langsung kasih Bapaknya uang sebagai bentuk jasanya. Singkat cerita, 5 menit sblm kereta menuju Jakarta tiba di stasiun Tawang jam 11 malam itu, bapaknya menepati janjinya untuk bantu kami sampai masuk gerbong kereta dan menyusun rapih koper ke kabin.
Gue kira bapaknya ga balik bantu kami, ternyata gue keliru, beliau balik. Sebelum dia turun dari gerbong, Gue kasih lagi tambahan hak dia, ga banyak. Bapaknya ucapin terima kasih lagi. Gak disangka-sangka, dia menitipkan secarik kertas itu ke gw.
Terima kasih ya Bapak porter. Mohon izin saya posting tulisan bapak di blog ini. Semoga Bapak dan keluarga selalu sehat dan terus semangat menjalani hari. Dan seandainya bapak baca tulisan ini, mohon doakan saya.
Gw sangat terinspirasi dari Bapaknya, begitu mudahnya untuk berterima kasih kepada orang lain. Gw harus coba dan gw harus bisa. Karena mengucapkan terima kasih atau thank you adalah salah satu magic words selain I’m sorry (mohon maaf) dan please (tolong)